Siraman Hati
Bersama Pemateri :
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr
Siraman Hati adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin, 14 Jumadal Ula1445 H / 27 November 2023 M.
Kajian Islam Ilmiah Tentang Siraman Hati
إِنَّ مَثَلَ ما بعثَنِي اللهُ به مِنَ الهدَى والعلمِ كمَثلِ غيثٍ أصابَ أرْضًا فكانت منها طائفةٌ طيِّبةٌ، قبِلتْ الماءَ فأنْبتَتْ الكَلأَ والعُشْبَ الكثيرَ، وكان منها أجادِبُ أمسَكتِ الماءَ، فنفَعَ اللهُ بها النَّاسَ فشَرِبوا منها وسَقَوا وزَرَعُوا. وأصَابَ طائِفة منَّا أخرَى، إنَّما هي قِيعانٌ لا تُمسِك ماءً ولا تُنبِتُ كلًا. فذلك مثل مَنْ فقِه في دينِ اللهِ، ونفَعه بما بعثني اللهُ به، فعَلِمَ وعَلَّم، ومثل مَنْ لم يَرفَعْ بذلك رأسًا، ولم يقبلْ هُدَى اللهِ الَّذي أُرْسِلتُ بِهِ
“Sesungguhnya perumpamaan apa yang aku diutus oleh Allah dengannya dari petunjuk dan ilmu seperti hujan yang menimpa tanah, di antara tanah tersebut ada tanah yang baik yang dapat menyerap air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Dan ada tanah yang disebut dengan ajadib, yaitu tanah yang bisa menampung air, sehingga manusia mengambil manfaat darinya. Mereka minum, menyiram tanaman-tanamannya, dan memberi minuman hewan-hewan mereka. Jenis tanah yang ketiga disebut qii’an, yaitu tidak menampung air dan tidak menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Maka itulah perumpamaan orang yang paham agama Allah, dan bermanfaat untuk apa yang aku diutus oleh Allah dengannya, dia mengetahui dan mengajarkan. Dan perumpamaan orang yang tidak memperhatikan sama sekali wahyu yang diturunkan kepadaku, tidak menerima petunjuk Allah yang aku diutus dengannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam menjelaskan bahwasanya perumpamaan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala utus dengannya nabi kita ‘Alaihish Shalatu was Salam dari petunjuk dan ilmu itu seperti hujan yang diserap oleh bumi sehingga menumbuhkan berbagai macam tanaman, buah-buahan. Dan juga ada tanah yang menahan dan menampung air sehingga dimanfaatkan oleh manusia. Adapun jenis tanah yang ketiga maka tidak bermanfaat karena tidak menyerap air dan juga tidak bisa menahan air tersebut untuk dimanfaatkan oleh orang lain.
Maka jelas bahwasanya hati itu meminum dan menyerap apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan dari keimanan dan Al-Qur’an. Dan itulah minuman hati sebagaimana air hujan adalah minuman untuk bumi. Sebagaimana bumi merasa kehausan dan butuh minuman, demikian pula hati merasa haus terhadap apa yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bisa kenyang dengannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memberikan makanan dan minuman ke hati tersebut, sehingga hati menjadi hidup. Karena hati yang mendapatkan ilmu, seperti badan yang mendapatkan makanan. Sebagaimana tubuh membutuhkan makanan dan minuman, demikian pula hati membutuhkan apa yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari ilmu-ilmu yang bermanfaat. Ilmu itu merupakan makanan dan minumannya.
Ibnul Qayyim Rahimahullah menyebutkan: “Sesungguhnya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan perumpamaan ilmu dan petunjuk yang beliau bawa seperti air hujan. Yang mana dengan ilmu dan air hujan ini, seseorang akan mendapatkan kehidupan, manfaat, gizi, obat-obatan, dan semua kebaikan yang dibutuhkan oleh hamba, begitu pula ilmu dan air hujan. Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memiripkan hati-hati dengan tanah yang turun hujan di atasnya. Karena ia adalah tempat yang bisa menahan air, sehingga menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat. Demikian juga hati yang memahami ilmu akan menghasilkan buah yang banyak, menjadi suci, bersih, dan akan tampak berkah serta buah-buahnya.
Kemudian, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membagi manusia menjadi tiga kelompok sesuai dengan penerimaan, hafalan, pemahaman, dan kemampuan mereka mengambil kesimpulan, hukum-hukum serta hikmah-hikmah dari apa yang dibawa oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Kelompok yang pertama adalah mereka yang menghafal dan memahami. Orang-orang yang menghafal ilmu serta memahami makna-makna yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka mampu mengambil kesimpulan, hukum, dan hikmah serta faedah-faedah dari sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka mereka seperti tanah yang menyerap air, dan kedudukan mereka seperti tanah yang menjaga air tersebut sehingga bisa menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Inilah pemahaman dan kemampuan seseorang untuk mengambil hukum dari dalil-dalil yang ia pahami. Juga seperti tanah yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan serta rerumputan dengan air, maka permisalan ini seperti orang yang menghafal dan memahami, yaitu para ulama yang memahami tentang riwayat dan juga memahami fikih dari hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 yang penuh manfaat ini.
Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Siraman Hati
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53646-siraman-hati/